Ku tuliskan rencana,
perasaan dan hidup dengan sebuah pensil
dan kuserahkan
penghapusnya kepada Tuhan.
Agar aku tahu, paham dan
mengerti, apabila rencana, perasaan dan hidup sewaktu – waktu meleset. Maka
itulah jalan terbaik yang sebagian
dari tulisan ku
dihapuskan Tuhan.
Dengan cara inilah diary
dari kehidupanku bisa tertata rapi dengan tulisan-tulisan sebagaimana mestinya.
Jika aku diberikan
kesempatan mengulang kehidupan ku, maka aku akan menolaknya dengan lantang dan
percaya diri.
karena
dimensi dari argumentasi menjawab bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna.ini bukan soal buka-bukaan, yang harus kulalui
ku titipkan siangku agar bertemu malamku
ku titipkan malamku agar bertemu pagi ku.