Rabu, 13 Juni 2018

Bukan Lantunan

Tulisan ini adalah sebuah pesan, kandungan rohani dari manusia biasa yang selalu setia menunggu pembaca. Sebuah bisikan lemah sekalipun tiada akan hilang apabila dibisikkan. Saat ini aku ingin berbisik sekaligus bertanya. Banyak orang bertanya bagaimana cara menikmati hidup apakah dengan sebuah pesta?, sebotol bir?, selembar ijazah?, sebuah rumah?, sebuah mobil?, pacar?, sepotong musik jazz?, ah ya sudah kuberitahu, "sebuah rasa syukur" adalah cara paling tepat. Manusia selalu menuntut kebahagiaan dari dunia, tanpa pernah ia berusaha membahagiakan dunia. 

Ku tak menyadari ini sebuah kata-kata, yang seakan tak perduli apakah ada orang lain mendengarnya. Aku sadar sudah terlalu banyak kata-kata didunia ini dan kata-kata ternyata tidak merubah apa-apa. Kita semua memang telah menjadi bodoh, dengan menjadi terlalu cinta kepada cerita-cerita yang bagus, Sehingga memaksakannya untuk menjadi kenyataan itu sendiri. Segala cerita memang datang dari manusia, yang menatap dan mendengar lalu memberi arti. Aku tak sudi menitip apapun pada manusia termasuk senja ini. Ku titip senja ini pada malam agar semua orang bisa menemuinya selepas pagi dan siang. Sekian sampah ini.

Jumat, 08 Juni 2018

Bukan Puisi

Seni berfikir berbeda-beda ada cepat dan lambat. Lambat, hal inilah yang sering saya alami dalam melakukan seni berfikir. Hal yang seharusnya bisa diungkapkan kala itu menjadi hilang seketika dan tak tahu sebabnya. Sebagai contoh ketika ditanya apa yang akan kamu lakukan kalau ada orang yang tidak menyukai kamu? Jawaban yang seharusnya dijawab adalah jawaban yang biasa dijawab oleh orang-orang pada umumnya(statement kok maksa). Kala itu saya hanya diam dan berfikir, bagaimana bisa saya melakukan sesuatu yang tidak pernah saya lakukan yaitu tidak menyukai seseorang. Dan sambil berdoa semoga saya tidak menjadi orang yang seperti itu, tidak menyuka hanya karena alasan tertentu.

Mungkin dengan cara ini yang biasa di lampiaskan di story WA, ig story bahkan status facebook yang hanya tampil 24 jam. Sesaat fikiran itu datang entah dari mana, sudut mana dia memulai yang pasti ini akan berlanjut seperti halnya tukang bubur naik haji. Di penghujung malam ini Sabtu 9 Juni 2018 aku di larutkan dalam sebuah suasana dengan penuntun seduhan kopi yang biasa di seruput bapak bapak di kala dinginnya pagi. Ku akhiri ini dengan gerakan jempol meraba keyboard yang sepenuhnya beradu dengan otak.
Sekian sampah ini.

 

Copyright @ 2014 ONE EDITOR.

Designed by | Excellentz